Faktoryang berasal atau terdapat dalam diri individu si pelaku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuah kejahatan. Walaupun demikian faktor yang paling menentukan dalam hal ini adalah "Faktor Keimanan" karena jika iman seseorang itu lemah atau iman seseorang tidak ada, Iman itu bisa naik dan juga bisa turun. Apa saja yang menyebabkan fluktuasi keimanan? Simak pembahasannya di artikel bertambahnya keimananPertamaKeduaKetigaKeempatSebab-sebab berkurangnya keimananPertamaKeduaKetigaKeempatSebab-sebab bertambahnya keimananDi antara hal-hal yang akan menumbuhsuburkan keimanan dan membuat batangnya kokoh serta menyebabkan tunas-tunasnya bersemi adalah PertamaMengenali nama-nama dan sifat-sifat Allah, karena apabila pengetahuan hamba terhadap Tuhannya semakin dalam dan berhasil membuahkan berbagai konsekuensi yang diharapkan maka pastilah keimanan, rasa cinta dan pengagungan dirinya kepada Allah juga akan semakin meningkat dan ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun ayat syar’iyah. Karena apabila seorang hamba terus menerus memperhatikan dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah beserta kemahakuasaan-Nya dan hikmah-Nya yang sangat elok itu maka tidak syak lagi niscaya keimanan dan keyakinannya akan semakin bertambah berbuat ketaatan demi mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Karena sesungguhnya pasang surut keimanan itu juga tergantung pada kebaikan, jenis dan jumlah amalan. Apabila suatu amal memiliki nilai lebih baik di sisi Allah maka peningkatan iman yang dihasilkan darinya juga akan semakin besar. Sedangkan standar kebaikan amal itu diukur dengan keikhlasan dan konsistensi untuk mengikuti tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa dilihat dari sisi jenis amalan, maka amal itu terbagi menjadi amal yang wajib dan amal sunnah. Sedangkan amal wajib tentu lebih utama daripada amal sunnah apabil ditinjau dari jenisnya. Begitu pula ada sebagian amal ketaatan lebih ditekankan daripada amal yang lainnya. Sehingga apabila suatu ketaatan termasuk jenis ketaatan yang lebih utama maka niscaya pertambahan iman yang diperoleh darinya juga semakin pula iman akan mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah/kuantitas amalan. Karena amal itu adalah bagian dari iman maka bertambahnya amal tentu saja akan berakibat bertambahnya kemaksiatan karena merasa takut kepada Allah azza wa jalla. Apabila keinginan dan faktor pendukung untuk melakukan suatu perbuatan atau ucapan maksiat semakin kuat pada diri seseorang maka meninggalkannya ketika itu akan memiliki dampak yang sangat besar dalam memperkuat dan meningkatkan kualitas iman di dalam dirinya. Karena kemampuannya untuk meninggalkan maksiat itu menunjukkan kekuatan iman serta ketegaran hatinya untuk tetap mengedepankan apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya daripada keinginan hawa nafsunya. disadur dari Fathu Rabbil Bariyah, hal. 104-105Sebab-sebab berkurangnya keimananDi antara sebab-sebab yang bisa menyebabkan keimanan seorang hamba menjadi turun dan surut atau bahkan menjadi hilang dan lenyap adalah sebagai berikut PertamaBodoh tentang Allah ta’ala, tidak mengenal nama-nama dan sifat-sifat-NyaKeduaLalai dan memalingkan diri dari rambu-rambu agama, tidak memperhatikan ayat-ayat Allah dan hukum-hukum-Nya, baik yang bersifat kauni maupun syar’i. Sesungguhnya kelalaian dan sikap tidak mau tahu semacam itu pasti akan membuat hati menjadi sakit atau bahkan mati karena belitan syubhat dan jeratan syahwat yang merasuki hati dan sekujur atau mengutarakan ucapan maksiat. Oleh karena itulah iman akan turun, melemah dan surut sebanding dengan tingkatan maksiat, jenisnya, kondisi hati orang yang melakukannya serta kekuatan faktor pendorongnya. Iman akan banyak sekali berkurang dan menjadi sangat lemah apabila seorang hamba terjerumus dalam dosa besar, jauh lebih parah dan lebih mengenaskan daripada apabila dia terjerembab dalam dosa keimanan karena kejahatan membunuh tentu lebih besar daripada akibat mengambil harta orang. Sebagaimana iman akan lebih banyak berkurang dan lebih lemah karena dua buah maksiat daripada akibat melakukan satu maksiat. Demikianlah apabila seorang hamba yang bermaksiat menyimpan perasaan meremehkan atau menyepelekan dosa di dalam hatinya serta diiringi rasa takut kepada Allah yang sangat minim maka tentu saja pengurangan dan keruntuhan iman yang ditimbulkan juga semakin besar dan semakin berbahaya apabila dibandingkan dengan maksiat yang dilakukan oleh orang yang masih menyimpan rasa takut kepada Allah tetapi tidak mampu menguasai diri untuk tidak melakukan apabila dilihat dari sisi kekuatan faktor pendorong yang dimiliki orang maka penyusutan iman yang terjadipun berbeda. Apabila suatu maksiat terjadi pada diri orang yang faktor pendorongnya semakin lemah atau semakin kecil maka penurunan iman yang ditimbulkannya juga akan semakin besar, semakin parah dan lebih tercela daripada orang yang bermaksiat tapi memang padanya terdapat faktor pendorong yang lebih kuat dan lebih sebab itulah orang miskin yang sombong dan orang tua bangka yang berzina dosanya lebih besar daripada dosa orang kaya yang sombong dan perbuatan zina seorang yang masih muda. Hal itu sebagaimana dikisahkan di dalam hadits, “Ada tiga golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat.” Dan di antara mereka itu adalah orang tua beruban yang berzina dan orang miskin yang ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan maupun amalan fisik. Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang ditinggalkan juga semakin nilai suatu ketaatan semakin penting dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan mengakibatkan penyusutan dan keruntuhan iman yang semakin besar dan mengerikan. Bahkan terkadang dengan meninggalkannya bisa membuat pelakunya kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang meninggalkan shalat sama diperhatikan pula bahwa meninggalkan ketaatan itu terbagi menjadi ada yang menyebabkan hukuman atau siksa yaitu apabila yang ditinggalkan adalah berupa kewajiban dan tidak ada alasan yang hak untuk sesuatu yang tidak akan mendatangkan hukuman dan siksa karena meninggalkannya, seperti meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i berdasarkan ketentuan agama atau hissi berdasarkan sebab yang terindera, atau tidak melakukan amal yang hukumnya mustahab/ untuk orang yang meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i atau hissi adalah perempuan yang tidak shalat karena contoh orang yang meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak mengerjakan shalat Dhuha disadur dari Fathu Rabbil Bariyah, hal. 105-106Baca juga Mengenal Dasar-dasar Keimanan—Penulis Abu Mushlih Ari WahyudiArtikel

Ghozali Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro. Maharani, Arina. 2014. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Di Warung Bakso Sari Gurih Pak Ratno". Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Mujiyana, Ingge Elissa. 2013. "Analisis Faktor-Faktor Yang

MATERI V KOKOH DAN GOYAHNYA IMAN Materi ke 5 adalah, Faktor yang Mempengaruhi Kokoh dan Goyahnya Iman Keyakinan/Iman kepada Tuhan dalam diri seseorang bersifat nisbi/berubah-ubah/tidak tetap, ada yang bertambah kokoh dan kadang berkurang menjadi lemah. Kuat dan lemahnya iman seseorang dipengaruhi oleh banyak factor, baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun yang datang dari luar diri sendiri. Bila kita mengetahui iman dapat bertambah dan berkurang maka mengenal sebab-sebab bertambah dan berkurangnya iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali. Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat. Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala selalu berusaha melakukan dua perkara 1. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama-sama. 2. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang sebab bertambah dan berkurangnya iman. Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.

Muslim Dhamar Imam and , Eni Setyowati.S.E.,M.Si (2022) Analisis Daya Saing Kopi Di Pasar Internasional Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. BACA FULLTEXT: PDF (Naskah Publikasi) Naskah (873kB) PDF (Halaman Depan)

James W. Fowler adalah penggagas Teori Perkembangan Iman Stages of Faith. Adapun tingkatan perkembangan iman berdasarkan penelitian yang dilakukan Fowler adalah struktur, tahap-tahap perkembangan iman, dan aspek-aspek yang mendukung agar setiap orang beragama tidak berhenti pada tingkatan iman yang rendah tetapi dapat naik pada tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan manusia yang semakin dewasa. Salah satu target penelitian Fowler adalah kaum remaja. Remaja merupakan usia di mana anak mulai mencoba mencari identitas diri. Usia remaja juga merupakan usia yang amat potensial dalam perkembangannya, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisiknya. Selain itu, anak pada usia ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, salah satunya mereka mulai mencari tahu tentang kebenaran iman atau kepercayaan yang telah diyakininya. Oleh karena itu, usia mereka merupakan waktu yang sangat tepat untuk memberikan pendidikan agama untuk dapat meningkatkan perkembangan iman mereka ke tahap yang lebih tinggi. Dengan demikian, mereka memiliki kehidupan yang semakin dewasa, juga dapat bertanggungjawab atas iman yang diyakini, baik untuk dirinya maupun kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Untuk itu, dalam artikel ini penulis membahas mengenai tahap-tahap perkembangan iman khususnya pada kaum remaja menurut teori James W. Fowler dan implikasinya bagi Pendidikan Agama Kristen di keluarga, sekolah, dan Gereja. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Pertumbuhan iman merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang percaya Kristen, namun iman tidak akan bertumbuh dengan sendirinya bersamaan dengan bertambahnya usia orang tersebut Zega, 2020. Oleh sebab itu, iman perlu untuk dibina sehingga menghasilkan kecerdasan spiritual yang baik. ... Yunardi Kristian ZegaDi zaman era teknologi saat ini, guru dituntut agar mampu menciptakan pembelajaran yang menarik agar tidak kalah dengan teknologi dan dunia hiburan yang ada di luar sana. Untuk itu, guru perlu mengurangi metode ceramah, terlebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan keterampilan proses dan active learning, melainkan guru harus kreatif dalam memanfaatkan teknologi khususnya media pembelajaran di sekolah. Walaupun demikian, sampai saat ini masih banyak guru yang tidak menggunakan media pembelajaran karena adanya berbagai macam alasan/kendala dari para guru, khususnya guru pendidikan agama Kristen PAK. Oleh sebab itu, peneliti merasa penting untuk membuat konsep mengenai betapa pentingnya peran guru PAK agar mampu memanfaatkan media pembelajaran. Penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Dengan tujuan untuk memberikan konsep bagaimana peran guru PAK dalam memanfaatkan media pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik. Hasil dari penelitian ini adalah guru PAK haruslah seseorang yang kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan media pembelajaran karena dapat membantu guru dan siswa agar tercipta suasana kegiatan belajar yang lebih efektif dan efesien di zaman sekarang. Terkait hal tersebut, guru PAK dapat memanfaatkan media visual, media audio, dan media audio visual untuk membantu peningkatan kecerdasan spiritual peserta didik yang diajar.... Sedangkan untuk tahap remaja akhir usia 16-18 tahun, remaja sudah mampu bertanggung jawab penuh dengan iman yang telah dipercayainya, baik untuk dirinya maupun orang lain yang ada di sekitarnya Zega, 2020 Secara praktis, para orang tua di BNKP Jemaat Hiliomasio Medan sudah berusaha untuk menanamkan kecerdasan spritual bagi setiap anak remaja dengan cara mereka masing-masing, tetapi para orang tua masih belum memperhatikan tahap pertumbuhan kecerdasan spritual dari anak-anak remaja mereka, berdasarkan tingkat usia dan kemampuannya. Hal ini terlihat dari, pemahaman para orang tua yang masih mengajari anak remaja untuk belajar berdoa, membaca Alkitab, rajin beribadah, mengajari hal-hal untuk berbuat baik, dan lainnya. ... Yunardi Kristian ZegaPerkembangan zaman semakin cepat berubah, seiring ditandai dengan banyaknya teknologi yang diciptakan oleh manusia. Di satu sisi teknologi membawa banyak pengaruh posisitif untuk mempermudah kehidupan manusia. Namun di sisi lainnya, teknologi juga dapat berakibat negatif, bagi orang-orang yang salah dalam penggunaannya. Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi sekarang ini, dapat dilihat dari semakin banyaknya kasus-kasus kenakalan di kaum remaja. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang akhirnya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, akibat pengaruh teknologi digital yang telah merusak karakter kaum remaja, khususnya bagi kaum remaja di BNKP Jemaat Hiliomasio Medan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Di mana peneliti terjun langsung ke dalam lapangan sehingga dapat menemukan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun hasil dari penelitian ini, antara lain 1 pelaksanaan mentorship gereja terhadap Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan lagi, 2 gereja perlu untuk memberikan perhatian yang lebih serius terhadap pengajaran Pendidikan Agama Kristen bagi semua jemaat, dan 3 pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga terhadap upaya membentuk karakter remaja di era digital, masih terlihat sangat Pasaribu Yunardi Kristian ZegaDesetina HarefaPernikahan merupakan suatu tradisi Alkitabiah yang tidak putus hingga masa sekarang. Akan tetapi, ada hal yang cukup kontras dalam sebuah pernikahan secara umum, yakni tentang pernikahan beda keyakinan. Pernikahan semacam ini sudah dilakukan sejak dari masa lalu sampai sekarang. Hal tersebut, jika dilakukan oleh orang Kristen akan berdampak negatif bagi iman, gaya hidup, dan spiritualitasnya. Oleh sebab itu, penulis hendak ingin menganalisis bagaimana seharusnya cara gereja dalam menyikapi hal tersebut. Metode yang digunakan penulis, yakni metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah pernikahan Kristen merupakan pernikahan yang dipersatukan oleh Allah dengan dasar kasih di mana mereka yang dipersatukan suami-isteri hidup untuk menjalankan visi dan misi Allah yaitu dengan menghadirkan kerajaan Allah di bumi. Oleh sebab itu, gereja perlu memandang pernikahan beda keyakinan adalah sesuatu hal yang tidak Alkitabiah dan tidak sesuai dengan identitas kekristenan. Jadi, gereja perlu mengambil tindakan yang tepat, yakni Pertama, melaksanakan pendidikan agama Kristen PAK kepada muda-mudi tentang bagaimana memilih pasangan hidup sebelum membentuk bahtera rumah tangga. Kedua, menanamkan kepada jemaat bagaimana menegakkan kerajaan Allah di bumi lewat pernikahan. Ketiga, memastikan bahwa setiap jemaatnya sudah memiliki hidup lahir masa kini adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student center learning. Dalam pembelajaran ini, guru perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara langsung. Sistem pembelajaran seperti ini sesuai dengan standar pendidikan dan kurikulum tahun 2013. Walaupun kurikulum tahun 2013 sudah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, namun hingga saat ini masih ditemukan guru-guru termasuk guru pendidikan agama Kristen yang masih mempergunakan metode konvensional ceramah yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan. Oleh karena itulah dibutuhkan suatu terobosan yang dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan implementasi metode problem solving dalam meningkatkan proses pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan kajian literatur yang menggunakan buku, jurnal, kamus, dan sumber-sumber lainnya untuk memaparkan implementasi metode problem solving dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen. Adapun hasil penelitian ini yaitu implementasi metode problem solving dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah karena peserta didik dituntut terlibat secara aktif dalam proses Danial Yohanis Pandie Yunardi Kristian ZegaDesetina HarefaSelvyen SophiaThe implementation of teaching and learning activities becomes more effective if you pay attention to the use of learning theory in the classroom environment. However, the fact is that there are still some learning implementations that ignore this, so that learning outcomes are not in accordance with the achievement targets. One of the learning theories that is often used is constructivism learning theory. This learning theory gives students the freedom to build their own knowledge according to what is learned in the learning environment. The means of supporting the implementation of constructivism learning theory is technology. Technology makes it easy for educational practitioners to explore innovative patterns and materials to make an impact on students. Therefore, the purpose of writing this article is to explain the application of constructivism learning theory in Christian religious education in schools. The method in this research is a literature study method which refers to data or references related to the topic raised. Researchers collect various theories and information from library materials and conduct analytical studies of various written sources that can be justified academically. The results of this study are constructivism learning theory plays an important role in Christian religious education in schools, because it can provide space for students to easily learn by using technology, and make it easier for students to get opportunities to learn more Christian Religious Education; School; Technology; Constructivism Learning Theory Abstrak Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif jika memperhatikan penggunaan teori belajar dalam lingkungan kelas. Namun, faktanya masih terdapat beberapa pelaksanaan belajar yang mengabaikan hal tersebut, sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan target pencapaian. Salah satu teori belajar yang sering digunakan adalah teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sesuai dengan apa yang dipelajari dalam lingkungan belajar. Sarana pendukung implementasi teori belajar konstruktivisme adalah teknologi. Teknologi memberikan kemudahan bagi praktisi pendidikan untuk mengeksplorasi pola dan materi yang inovatif agar memberikan dampak bagi siswa. Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan artikel ini untuk menjelaskan tentang penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan agama Kristen di sekolah. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka yang mengacu pada data atau referensi yang berkaitan dengan topik yang diangkat. Peneliti mengumpulkan berbagai teori dan informasi dari bahan kepustakaan dan melakukan kajian analitis terhadap berbagai sumber tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Hasil dari penelitian ini adalah teori belajar konstruktivisme berperan penting dalam pendidikan agama Kristen di sekolah, karena dapat memberikan ruang kepada siswa untuk mudah belajar dengan menggunakan teknologi, serta memudahkan siswa untuk mendapatkan kesempatan belajar secara lebih mandiri. Kata Kunci Pendidikan Agama Kristen; Sekolah; Teknologi; Teori Belajar KonstruktivismeAser Lasfeto David GerunganGideon Hery SusantoJoseph MorisBudaya yang muncul di Jawa bersifat turun menurun dan mengikat pada kehidupan sehari-hari. Kekentalan budaya menjadikannya sebagai ajaran yang dikenal sebagai kejawen. Tradisi telah ada sebelum penyebaran agama berlangsung di tanah Jawa, sehingga masyarakat akan lebih cenderung untuk terus melakukan tradisi yang ada meskipun tidak sesuai dengan ajaran Injil. Oleh sebab itu, munculah berbagai metode yang digunakan untuk menjadikan manusia sebagai pribadi yang taat beragama dan berbudaya. Pada penelitian ini dilakukan dengan analisis pengamatan terhadap kehidupan jemaat Kristen di Dusun Bendungan Kulon Desa Ngablak melalui media wawancara menggunakan konsep inkarnasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan dengan adanya tradisi kejawen tingkat keimanan seseorang dapat menjadi lebih tinggi menggunakan konsep yang hampir sama dengan kemanunggalan sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan yang dapat menimbulkan ketenangan saat melakukan pendekatan diri pada Tuhan itu Zen Yanto Paulus HermantoKeteladanan iman dari orang tua sangatlah berdampak bagi keteguhan iman anak ketika mereka dewasa. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini untuk menolong para orang tua bisa mengimplementasikan keteladanan imannya secara efektif. Untuk itu, maka peneliti meneliti keteladanan tokoh Ayub dan Yusuf dalam memberi teladan imannya saat mereka dalam kondisi terpuruk. Sehingga keteladan mereka bisa dijadikan acuan bagi para orang tua Kristen khususnya. Selain keteladanan iman tokoh-tokoh Alkitab, maka penulis pun meneliti psikologi perkembangan anak. Hal ini dimaksukan untuk menolong para orang tua agar bisa memberikan keteladan imannya sesuai dengan perkembangan anak mereka sehingga keteladanannya menjadi efektif dan berdampak signifikan. Penelitian ini pun memberi pengetahuan bagaimana orang tua mengimplementasikan keteladanannya tersebut secara holistik berdasarkan pengetahuan Alkitab dan juga psikologi perkembangan anak. Sehingga diketahui cara-cara yang tepat bagi orang tua dalam memberi keteladanan iman kepada kunci anak; iman; keteladanan; orang tuaMax Lucky TinentiBartolomeus Diaz NainggolanStimson Hutagalung Rolyana FeriniaThe purpose of this study was to examine the role of parents in maintaining the legacy of their children's faith and loyalty, through the existence of Christian religious education in the midst of the covid-19 pandemic restriction situation. Parents need to grow their children's loyalty and faith in the midst of the current covid-19 pandemi situation, so that children can still feel God's presence through their form of faith and loyalty, even though they have to worship at their respective homes. The research method used is a qualitative method with a literature review approach. The data sources are books, journals, Bibles, commentaries, and other sources that can be justified academically. From the results of this study, Christian religious education has a major contribution through the role of parents in maintaining children's faith and loyalty while limiting worship activities during the covid-19 pandemic by implementing PAK through morning and evening worship at home, reading God's Word using detailed methods. and skimming, meditation, and praying individually, in groups, as well as providing spiritual learning through online mediaEsti R. BoiliuJames W. Fowler's theory of faith development plays a role in seeing the growth of human faith in God. In this case, Fowler formulated several stages in developing one's faith, including the steps of the faith development of several people who have different beliefs. This study raises the thoughts of James Fowler and its relevance to Christian Religious Education today so that this research results in an understanding that in the context of Christian Religious Education, the development of faith needs to be instilled in students from an early age by educators. The method used in this paper is the literature study method. Yunardi Kristian ZegaThe increase in the number of poor people during the current COVID-19 pandemic is a serious challenge. The COVID-19 pandemic has changed almost all of the living arrangements of most people. This can be seen from the increasing economic crisis in people's lives which is increasingly concerning. One of the causes is quite significant, because many companies do mass layoffs of employees due to the economic crisis in the company. This also affects many people who lose the only job that supports their daily needs. Therefore, to reduce the level of poverty among the people and assist the government in dealing with these problems, the church can take on its role. Therefore, the purpose of this paper is to provide an overview or concept of the role of the church in alleviating the problem of poverty in the midst of the congregation. The research method used is library research with a descriptive qualitative approach. The results of this research, namely First, the church needs to make training that can develop the abilities skills of each congregation. Second, the church needs to be an example in terms of work and in building awareness to help the poor. Third, the church needs to build healthy congregational spiritual jumlah masyarakat miskin di masa pandemi covid 19 saat ini, menjadi sebuah tantangan yang cukup serius. Pandemi covid-19 merubah hampir semua tatanan hidup dari sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya krisis ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang semakin memprihatinkan. Salah satu penyebab yang cukup signifikan, karena banyak perusahaan melakukan pemecatan secara massal kepada karyawan akibat terjadinya krisis ekonomi di perusahaan tersebut. Hal ini pun berimbas kepada banyaknya orang yang kehilangan satu-satunya pekerjaan yang menghidupi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu, untuk mengurangi tingkat kemiskinan di kalangan masyarakat dan membantu pemerintah dalam menghadapi persoalan tersebut, gereja dapat mengambil perannya. Untuk itu, tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran atau konsep mengenai peran gereja dalam mengentaskan persoalan kemiskinan di tengah-tengah jemaat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun hasil dari penelitian ini, yakni Pertama, gereja perlu membuat pelatihan yang dapat mengembangkan kemampuan setiap Jemaat. Kedua, gereja perlu menjadi teladan dalam hal bekerja dan dalam membangun kesadaran untuk menolong kaum miskin. Ketiga, gereja perlu membangun pertumbuhan spiritualitas jemaat yang Piter Nainggolan Yunardi YunardiAbstrakKelompok sel di gereja terhadap anak, remaja/pemuda, serta orangtua bertujuan untuk mengajar dan memperlengkapi pelayanan gereja sehingga terjadi multiplikasi. Kelompok sel harus diawali dengan melayani Tuhan, berdoa, dan berada dalam sebuah kesatuan. Kelompok sel merupakan kelompok kecil yang tidak lebih dari 12 orang untuk bertemu secara teratur sebagai sarana agar tiap anggota dapat mempelajari firman Tuhan dan membagikan pengalaman hidup dalam suasana persaudaraan yang akrab dan menyenangkan untuk bertumbuh pada pengenalan akan Yesus Kristus. Perlu adanya kegiatan kelompok sel di gereja karena ibadah yang dilaksanakan pada hari minggu, umumnya tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut karena ibadah hari minggu hanya komunikasi satu arah. Oleh karena itu, penulis dalam artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana prinsip kelompok sel sebagai revitalisasi pendidikan agama Kristen di gereja kepada setiap anggota jemaat. Hasil dari penelitian ini adalah kelompok sel dapat menjadi salah satu metode yang ampuh bagi gereja untuk mencapai penyempurnaan orang-orang kudus dalam pekerjaan/pelayanan Tuhan Ef. 413. Kata Kunci Gereja; Kelompok Sel; Pendidikan Agama Kristen; Revitalisasi AbstractCell groups in the church for children, youth/youth, and parents aim to teach and equip church services so that multiplication occurs. The cell group must begin with serving God, praying, and being in oneness. Cell groups are small groups of no more than 12 people to meet regularly as a means so that each member can study God's word and share life experiences in a close and pleasant brotherly atmosphere to grow in the knowledge of Jesus Christ. There is a need for cell group activities in the church because worship held on Sundays, generally will not be able to meet these needs because Sunday worship is only one-way communication. Therefore, the author in this article aims to explain how the principle of cell groups as a revitalization of Christian religious education in the church to every member of the congregation. The result of this research is that cell groups can be a powerful method for the church to achieve the perfection of the saints in God's work/service Eph. 413. Keywords Church; Cell Groups; Christian education; Revitalization Yunardi Kristian ZegaPelaksanaan pendidikan agama Kristen dalam keluarga merupakan salah satu perintah Allah bagi semua umat-Nya, supaya setiap generasi yang akan datang tetap mengenal Allah dengan pemahaman iman yang benar Ulangan 66-9. Adanya pendidikan agama Kristen dalam keluarga yang dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan anak-anak yang bertumbuh dengan spritualitas hidup yang baik pula Amsal 226. Akan tetapi yang terjadi pada saat ini, justru semakin banyak anak-anak Kristen, khususnya di kalangan remaja yang mulai hidup dengan menanggalkan identitasnya sebagai umat Allah. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perubahan zaman dan juga orang tua yang kurang memahami bagaimana cara membangun spritualitas anak-anaknya yang sesuai dengan kebutuhan mereka di masa sekarang, sehingga anak-anak remaja tersebut tidak mempercayai keyakinan dari agamanya sendiri. Oleh karena itu, dalam artikel ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka library research untuk memberikan solusi dalam permasalahan tersebut. Dengan tujuan ialah untuk memberikan gambaran dan konsep terhadap orang tua tentang pelaksanaan pendidikan agama Kristen dalam keluarga untuk membangun spritualitas remaja generasi MasinambowYosef NasraniThis study aims to describe the importance of Christian education to form the spirituality of the millennial generation. Presented using a qualitative-descriptive approach with the support of literature studies. The conclusion is the Christian education is a vital tool that can shape the spirituality of the millennial generation. The Christian education style praises this goal is the relationship of friendship and love for others in the learning process by families, churches, and has not been able to resolve any references for this publication.
Dalam Islam, iman dan ihsan merupakan dua konsep penting yang saling berkaitan. Iman merupakan dasar dari ajaran Islam, sedangkan ihsan merupakan tingkatan tertinggi dalam beribadah kepada Allah SWT. Hubungan iman Islam dan ihsan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dengan memiliki iman yang kuat dan mencapai
​ Faktor-Faktor Bertambahnya dan Berkurangnya Iman Alhamdulillah Washshalātu wassalāmu alā rasūlillāh, wa alā ālihi wa ash hābihi ajma’in •• Orang Yang Dijauhkan Dari Fitnah Kita Diampuni Selama Ramadhan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Terjaga Boleh Sujud Kepada Manusia dan Selain Manusia Akidah Sejak Dini Bentuk Bakti Kepada Orang Tua = 3 Orang Yang Pertama Kali Masuk Neraka Ternyata Ini Ahlu Sunnah Dalam Mengakui Adanya Hari Abu Hawa Nafsu dan Haidar As Hikmah Dari Mampunya Jin Mampu Menganggu Kaum Muslimin-Ustadz Farhan Abu Mereka Ingin Menghancurkan Nikmat Hidup Diatas Yang Melarang Kajian Sunnah Wakil Iblis DiMuka Bumi- Chalid 10 Hak dan 10 Chalid Ramadhan Tetap Dihatiku-Ust Tafsir Surah = Catatan WEBM DIPUTAR DENGAN APK MX PLAYER DI ANDROID === == Kajian Ustadz Khalid Basalamah Bagaimana cara mempertahankan iman yangnaik Bagaimana Cara Istiqomah dan Kehilangan Manisnya Iman Karna Futur .mp3 Ketenangan orang beriman Agar memiliki iman seperti para Basalamah Iman Bisa Bertambah dan Abidin Syamsudin Iman Bisa Bertambah dan Mahri Sebab Bertambahnya Iman-Syaikh Rozzaq Al Badr Abdurrahman Thayyib Sebab-Sebab Bertambah dan Berkurangnya Iman Akadhinta -Asbab Ziyaadatil Iman Wa Nuqshoonihi Sebab Bertambah DanBerkurangnya Iman == Ebook Tingkatan Di Dalam Islam Islam,Iman dan Ihsan-370Hlm Penjelasan Tentang Rukun Iman-116Hlm Iman Faedah-Faedah Rukun Iman, karya Ahmad Hendrix Syarh Prinsip Dasar Keimanan-Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin Apa Itu Iman Penjelasan Tentang Pembatal Keislaman-Sulaiman bin Nashir bin Abdullah al-Ulwan Aqidah Imam Syafi’i dalam Masalah Keimanan& Manhajnya Dalam Menetapkan Keimanan === ➡ Faktor-FaktorPasang Surutnya Iman Segala puji bagi Allah Rabbul alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Open Donasi,Sedekah,Waqaf,Infaq kunjungi blog di Ebook Islam Mp3 Kajian Ebook Islam 2 mp3 kajian sunnah 2 Gabung Grup Kajian Sunnah dan Bimbingan Islam == ➡ Faktor-FaktorPasang Surutnya Iman Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr[1] Mengenal faktor-faktor kembang kempisnya iman sangatlah penting bagi seorang hamba sebab iman adalah kunci kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Maka hendaknya setiap hamba yang ingin meraih kebahagiaan berupaya serius untuk mengetahui faktor-faktor bertambahnya iman lalu merealisasikannya dalam kehidupan ini sehingga imannya semakin mengakar dalam hati. Sebaliknya, hendaknya dia mengetahui faktor-faktor perusak iman agar dia terhindar darinya dan selamat dari kubang kesengsaraan. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Seorang hamba yang beriman selalu berusaha menerapkan dua hal ➡ Pertama Menguatkan fondasi-fondasi keimanan dan cabangnya dengan mengilmui dan mengamalkannya. ➡ Kedua Berusaha semaksimal mungkin untuk menangkis segala hal yang dapat mengotori imannya dan berusaha untuk mengobatinya sebelum terlambat.” [2] Berikut beberapa faktor tersebut secara ringkas ➡ Faktor-Faktor Bertambahnya Iman Allah menjadikan segala sesuatu pasti ada sebabnya, demikian halnya dengan iman, Allah telah menjadikan beberapa faktor bertambahnya iman dalam al-Qur’an atau melalui lisan rasul-Nya, di antaranya adalah ➡ 1. Menuntut ilmu syar’i Ini adalah faktor yang paling penting, yaitu menuntut ilmu syar’i yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah sesuai dengan pemahaman salaf shalih. Bertambahnya iman dengan sebab ilmu dari sisi ketika dia keluar menuntut ilmu, duduk di majelis ilmu, mempelajari masalah ilmu, dan mengamalkan ilmu. ✅ Sungguh betapa banyak ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi yang menunjukkan tentang keutamaan ilmu. Hal itu karena ilmu adalah sarana yang mengantarkan seorang untuk beribadah kepada Allah secara benar. Namun, perlu diketahui bahwa ilmu yang bermanfaat dan dianjurkan oleh syari’at adalah ilmu yang membuahkan amal karena ilmu hanyalah sarana belaka, sedang intinya adalah amal. Camkanlah baik-baik ucapan Imam Ibnul Qayyim tatkala mengatakan, “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kuatnya iman maka ia tercemar.” [3] ➡ 2. Membaca al-Qur’an dan merenunginya Ini juga merupakan faktor yang sangat penting untuk bertambahnya iman sebab Allah menurunkan al-Qur’an kepada para hamba-Nya sebagai petunjuk, cahaya, rahmat, dan peringatan. ✅ Oleh karena itu, Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang beriman apabila membaca al-Qur’an maka akan bertambah iman mereka. إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. QS. al-Anfâl [8] 2 ✅ Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkata, “Ketahuilah bahwa kuatnya agama dan iman tidak mungkin diraih kecuali dengan banyak membaca al-Qur’an atau mendengarkannya dengan penuh renungan dan dengan niat untuk mengamalkan perintah dan menjauhi larangannya.” [4] Namun, perlu ditandaskan bahwa maksud membaca al-Qur’an yang merupakan faktor penyubur iman di sini bukan hanya sekadar membaca, melainkan membacanya dan memahami makna kandungannya serta mengamalkan isinya. ✅ Oleh karena itu, Allah mengabarkan bahwa tujuan inti al-Qur’an ini diturunkan adalah untuk dipelajari dan direnungi bersama. كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ إِلَيْكَ مُبَـٰرَكٌۭ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَـٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ ﴿٢٩﴾ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. QS. Shâd [38] 29 ➡ 3. Memahami nama dan sifat Allah Memahami nama dan sifat Allah akan menjadikan hamba makin mengenal Allah dan takut kepada-Nya sehingga memotivasi dirinya untuk berbuat amal ketaatan. ✅ Allah berfirman وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَـٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَ‌ٰنُهُۥ كَذَ‌ٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾ Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata, dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. QS. Fâthir [35] 28 ✅ Seorang ulama salaf mengatakan, “Barangsiapa semakin mengenal Allah akan semakin takut kepada Allah.” [5] Contohnya, jika seorang hamba mengetahui dari lubuk hatinya bahwa Allah Maha mendengar dan melihat maka hal itu akan menjadikan dirinya untuk menjaga anggota tubuhnya dan berusaha mengarahkan anggota tubuhnya dalam kecintaan kepada Allah. ➡ 4. Mempelajari Sîrah Perjalanan Nabi Muhammad Mempelajari sîrah perjalanan hidup Nabi Muhammad merupakan faktor penguat iman karena pada diri beliau tersimpan akhlak yang mulia dan contoh yang sangat indah. Siapa pun yang mau mempelajari sîrah Rasulullah yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits Nabi maka akan menjadikannya terpacu untuk semakin cinta kepada Nabi yang membuahkan semangat tinggi untuk mencontoh beliau dalam ucapan dan perbuatannya. “Dan ilmu yang paling pokok dan paling bermanfaat adalah mempelajari sîrah Nabi dan sahabatnya”.[6] ✅ Sekadar contoh, jika mencermati hadits bahwa beliau adalah manusia yang paling baik akhlaknya, tidak berkata kotor, sangat sopan kepada pelayannya. Bukankah semua itu akan membangkitkan semangat kita untuk menirunya?!! ➡ 5. Merenungi Keindahan Agama Islam Sesungguhnya Islam adalah agama yang indah dalam semua bidang. Aqidahnya paling benar, akhlaknya paling indah, serta hukumnya paling adil dan bijaksana. Bila hal ini telah tertanam dalam hati maka seseorang akan merasakan kelezatan iman dalam hati. ✅ Rasulullah bersabda ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ “Ada tiga hal, apabila ada pada diri seorang maka dia akan merasakan lezat/manisnya iman apabila Allah dan rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; apabila mencintai seorang dia mencintainya tidak lain karena Allah; dan orang yang takut untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak ingin dicampakkan ke dalam Neraka.” HR. Bukhari 1/22 dan Muslim 1/66 Maka golongan yang ketiga tersebut tidak mau kembali kepada kekufuran. Mengapa?! Karena dia masuk Islam berdasarkan ilmu dan kemantapan hati. Dia betul-betul yakin akan keindahan agama Islam dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Jika memang dia telah nyaman dengan keindahan Islam, lantas untuk apa dia berpindah agama?! ➡ 6. Membaca kisah-kisah salaf shalih ✅ Kisah-kisah para salaf shalih, khususnya para sahabat Nabi bertabur dengan pelajaran berharga dan iman. Siapa pun yang mau mencermati sîrah perjalanan mereka, akhlak mereka, kesungguhan mereka dalam mengikuti Nabi, konsentrasi mereka dalam menjaga iman, rasa takut mereka dari dosa, riya’, nifaq kemunafikan, dan semangat mereka dalam ibadah dan amal shalih yang tercatat dalam dalam kitab-kitab tarikh sejarah, sîrah, zuhud, dan lainnya maka akan tergerak hatinya untuk meniru keindahan hidup mereka. Sungguh benar ucapan Syaikhul Islam tatkala mengatakan, “Siapa saja yang lebih menyerupai mereka, maka keadaannya akan semakin sempurna.” [7] ➡ 7. Memikirkan kekuasaan Allah dalam makhluk-Nya ✅ Allah telah menganjurkan kepada umat manusia untuk merenungi dan memikirkan keajaiban makhluk-makhluk ciptaan-Nya. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍۢ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍۢ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَـٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَعْقِلُونَ ﴿١٦٤﴾ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. QS. al-Baqarah [2] 164 Perhatikanlah secara saksama keajaiban-keajaiban makhluk Allah di sekitar Anda; langit, bumi, matahari, bulan, rembulan, bintang, malam, siang, gunung, pohon, lautan, sungai, hewan, bahkan keajaiban ciptaan Allah yang ada pada diri kita sendiri terdapat pelajaran berharga yang bila kita merenunginya maka akan menambah iman kita kepada Allah. ➡ 8. Semangat beramal shalih ✅ Di antara faktor penguat iman yang sangat penting adalah semangat untuk mengerjakan amal shalih ikhlas karena Allah dan selalu kontinu menjaganya. Sesungguhnya setiap amal shalih yang dilakukan oleh seorang muslim akan semakin menambah kuatnya iman sebab iman itu bertambah dengan ketaatan. Dan ibadah yang disyari’atkan itu bermacam-macam modelnya, adakalanya dengan hati, lisan, dan anggota badan. Contoh amalan hati ialah ikhlas, cinta, tawakal, takut, berharap, ridha, sabar, dan sebagainya. Contoh amalan lisan ialah membaca al-Qur’an, istighfar, takbir, tasbih, tahlil, shalawat, dan sebagainya. Adapun contoh ibadah amalan badan ialah wudhu, shalat, shadaqah, haji, dan sebagainya. Oleh karena itu, para ulama salaf selalu mengatakan, “Marilah duduk sebentar bersama kami untuk menambah iman.” ➡ Faktor-Faktor Kempesnya Iman Bila seorang muslim dituntut mengetahui faktor-faktor penguatnya iman agar dia menerapkannya, maka demikian juga dia dituntut untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mengurangi iman agar dia waspada dan menjauhinya. Dan perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa menyepelekan masalah faktor-faktor kembang kempesnya iman termasuk faktor utama lemahnya iman. Faktor-faktor lemahnya iman banyak sekali, namun dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor internal dalam dan faktor eksternal luar. ✅ Adapun faktor internal adalah sebagai berikut, di antaranya ➡ 1. Kejahilan/kebodohan tentang ilmu agama Sebagaimana ilmu adalah faktor bertambahnya iman, maka demikian juga sebaliknya, kejahilan adalah faktor utama lemahnya iman. Jika ilmu adalah sumber segala kebaikan maka demikian juga kejahilan adalah sumber segala kejelekan. Orang yang berbuat syirik, dosa, kezaliman, dan kemaksiatan, sebab utamanya adalah kejahilan. ✅ Allah berfirman وَجَـٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَ‌ٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتَوْا۟ عَلَىٰ قَوْمٍۢ يَعْكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصْنَامٍۢ لَّهُمْ ۚ قَالُوا۟ يَـٰمُوسَى ٱجْعَل لَّنَآ إِلَـٰهًۭا كَمَا لَهُمْ ءَالِهَةٌۭ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌۭ تَجْهَلُونَ ﴿١٣٨﴾ Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan berhala.” Musa menjawab “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui sifat-sifat Tuhan.” QS. al-A’râf [7] 138 ✅ Oleh karena itu, para ulama salaf seperti Abu Aliyah, Qatadah, Mujahid, dan sebagainya menyebutkan bahwa setiap orang berbuat dosa maka dia adalah jahil.[8] Mengapa demikian? Syaikhul Islam menjelaskan karena ilmu yang sejati adalah ilmu yang mencegah seorang dari menyelisihi apa yang dia ketahui berupa ucapan atau perbuatan.[9] Maka kejahilan adalah penyakit ganas yang menjerumuskan pemiliknya kepada jurang kebinasaan. Maka hendaknya seorang untuk bersegera mengobatinya dengan ilmu yang bermanfaat agar dia tidak terus bergelimang dalam kejahilan. ➡ 2. Kelalaian Kelalaian dan sikap acuh adalah sifat orang-orang kafir dan munafik. Allah sering mencelanya dalam al-Qur’an. ✅ Allah berfirman فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةًۭ ۚ وَإِنَّ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَـٰتِنَا لَغَـٰفِلُونَ ﴿٩٢﴾ Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. QS. Yûnus [10] 92 يَعْلَمُونَ ظَـٰهِرًۭا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَـٰفِلُونَ ﴿٧﴾ Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai. QS. ar-Rûm [30] 7 ✅ Maka tanyakanlah pada dirimu “Sampai kapankah kelalaian ini?” Sudah saatnya Anda bangun dan sadar dari kelalaian Anda selama ini untuk menuju ketaatan kepada Allah. ➡ 3. Berbuat dosa Dosa sangat mempengaruhi lemahnya iman, sekalipun pengaruhnya bertingkat-tingkat sesuai dengan jenisnya apakah dosa kecil atau besar, waktunya, ukurannya, pelakunya dan lain sebagainya. ✅ Dan sebagai penopang seorang hamba agar tidak terjerumus dalam kubang dosa adalah hendaknya dia selalu ingat bahwa doa akan menimbulkan bahaya dan dampak negatif yang sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain. ➡ 4. Jiwa yang mengajak kepada kejelekan ✅ Hampir tidak ada ada manusia yang lepas dari jiwa yang mengajak kepada keburukan ini kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah. وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ ﴿٥٣﴾ Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Yûsuf [12] 53 ✅ Jiwa yang mengajak kepada keburukan ini sangat berbahaya bagi iman seorang hamba jika dilepas kendalinya begitu saja. Sebab itu, hendaknya seorang hamba selalu berintrospeksi dan berusaha mengekang nafsunya dari kejelekan sehingga dia selamat dari mara bahaya. •• Lanjut ke Halaman 2 •• Laman 12 Ydqtlm7.
  • it4xp45wsg.pages.dev/113
  • it4xp45wsg.pages.dev/28
  • it4xp45wsg.pages.dev/336
  • it4xp45wsg.pages.dev/106
  • it4xp45wsg.pages.dev/304
  • it4xp45wsg.pages.dev/386
  • it4xp45wsg.pages.dev/295
  • it4xp45wsg.pages.dev/141
  • it4xp45wsg.pages.dev/144
  • faktor faktor yang mempengaruhi iman